Monday, August 1, 2011

Overbought dan Oversold

Overbought dan Oversold merupakan keadaan dimana harga tidak dapat lagi melanjutkan trendnya dikarenakan sudah terlalu mahal atau terlalu murahnya harga sehingga trend tidak dapat lagi dilanjutkan. Berbeda dengan sup dan res yang merupakan level psikologis yang pada dasarnya hanyalah kesepakatan bersama tidak resmi diantara sesama trader, OB dan OS sendiri merupakan sebuah keadaan yang lumrah dan nyata terjadi di pasar (bukan semata perkara psikologis).


Andaikata sebuah trend naik sedang terjadi, maka dalam keadaan ini mata uang menjadi lebih mahal dari biasanya. Jika kita menemukan grafik GBPUSD sedang menanjak naik misalnya, itu artinya GBP sedang bertambah mahal nilainya dibandingkan USD. Pelaku pasar terus menerus memburu GBP dikarenakan diharap harga akan terus beranjak naik dan mereka pun masih memiliki modal yang cukup untuk melakukan aksi belinya.

Namun akan ada suatu titik dimana pembeli tidak mungkin lagi membeli GBP dikarenakan harganya sudah terlalu mahal. Bukan saja perkara pendapat pembeli bahwa harga terlalu mahal, tapi lebih dari itu adalah modal mereka sudah tidak dapat lagi mencukupi untuk membeli GBP dalam jumlah tertentu. Nah keadaan inilah yang dinamakan titik jenuh beli atau OB.

Sebaliknya ketika downtrend sedang terjadi, akan ada suatu titik dimana harga akan berhenti turun dikarenakan harga jual sudah terlalu murah sehingga penjual tidak mungkin lagi menjual mata uangnya atau mereka akan merugi. Inilah yang dinamakan jenuh jual OS.

Dalam keadaan harga mencapai titik OB atau OS nya maka diharapkan harga akan berbalik arah dan trend akan segera berhenti. Jadi ketika bergerak naik dan titik OB sudah tercapai, maka harga akan kembali trend naik akan berhenti lalu digantikan dengan bergerak turunnya mata uang. Begitu juga sebaliknya ketika harga bergerak turun lalu kemudian memasuki area OS maka harga akan bergerak kembali naik dan trend turun pun berhenti.

Sering kali OB dan OS juga terjadi pada titik-titik Sup dan Res dikarenakan memang keduanya adalah titik yang bersifat sama yaitu trend counter. Namun tidak selalu demikian. Tentu saja keputusan buy dan sell akan sangat menunjang sekali apabila harga tidak berada pada titik-titik ekstrim ini.

Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana caranya menentukan titik OB dan OS ini? Cara yang termudah adalah dengan menggunakan indikator bertipe Oscillator seperti RSI atau Stochastic. Indikator-indikator ini memang dirancang untuk menentukan titik-titik OB dan OS.

Mari kita gunakan salah satu contoh indikator: yaitu Stcohastic Oscillator. Pada Stocastic, area OB terjadi ketika nilai Stochastic berada pada level diatas 80 dan OS terjadi ketika Stochastic berada pada level dibawah 20. perhatikan gambar berikut ini:









 








Area yang diarsir berwarna oranye merupakan area jenuh beli dan jenuh jual. Anda dapat melihatnya pada lingkaran berwarna merah yang saya gambarkan. Ketika harga bergerak turun dan kemudian menyentuh area jenuh jualnya maka harga kembali bergerak naik dikarenakan harga sudah terlalu murah untuk dijual oleh penjual. Keadaan yang sama juga terjadi pada area jenuh beli.

Perihal penggunaan Stiochastic ini lebih detil kita akan bahas pada sesi berikutnya dari analisa teknikal. Harap bersabar.
Nah dengan memperhatikan kita dapat memperkirakan kapankan sebuah trend berakhir dan digantikan dengan trend berikutnya. Dengan demikian kita dapat mengatur timing pembukaan posisi menjadi lebih baik lagi.


KLIK GAMBAR DIBAWAH UNTUK DAFTAR FOREX TRADING

masterforex.org

5 comments

Unknown said...

dalam trading ini kita harus bisa memperhatikan oberbought dan juga oversold, dengan begitu target trading akan lebih baikdan peluang mendapat kerugian juga akan lebih minim, dnegann menggunakan indikator yang tepat di OctaFx maka kita bisa menentukan teknik yang tepat ketika harga mulai terlihat berbalik arah setelah terjadi oversold

Anonymous said...

If an exchange rate between the British pound and the Japanese yen was quoted in an American newspaper, this would be considered a cross rate in this context, because neither the pound nor the yen is the standard currency of the US. However, if the exchange rate between the pound and the US dollar were quoted in that same newspaper, it would not be considered a cross rate because the quote involve the US official currency. I am trading here with ECNCAPITAL.

Anonymous said...

It is easy to forget when dealing with complex trading algorithms and techniques that we are all human beings. Whether we like it or not we are attracted emotionally whenever we have money vested in the markets. While we might have automated systems that pull the trigger, it’s still us that have to live with the consequences. I am living these consequences with my trusted and reputed forex broker TryMarkets.

Samsul said...

untuk bisa melihat peluang overbought dan oversold ini bisa dengan mudah menggunakan indikator sehingga peluang kita untuk OP dan mendapat keuntungan semakin besar, yang penting ialah kesabaran dalam melakukannya harus ada, dan dengan demkian maka profit di octafx bisa semakin meningkat

Unknown said...

Keadaan overbought dan oversold seperti ini tentunya harus bisa kita identifikasi secepat mungkin dengan baik, karena apabila kita bisa mengidentifikasinya dengan segera tentunya kita bisa memperoleh profit yang besar dari keadaan tersebut. Untuk memantu kan ada juga indikator yang utamanya agar dapat mengidentifikasi kondisi overbought dan oversold tersebut. Dari pengalaman trading pada saat di Gainscopefx.com saya pun berusaha memanfaatkan kedua kondisi itu supaya bisa memperoleh hasil trading yang lebih optimal.

© Blog Forex
Maira Gall